Teori
akuntansi merupakan
penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka
acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi, memberi arah
pengembangan prosedur dan praktek baru. Tujuan teori akuntansi untuk memberikan
seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan, yang membentuk acuan umum bagi
penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat.
Tingkatan
Teori Akuntansi
Teori akuntansi dapat dikelompokkan
dalam tiga tingkat utama, yaitu:
1.
Teori Sintaksis
2.
Teori Interpretasional
3.
Teori perilaku (pragmatis)
Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan
struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis
mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan
bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka
akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.
Teori Interpretasional (semantis)
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara obyek atau
kejadian dan istilah atau simbol. Teori - teori yang berhubungan dengan
interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil - dalil
akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan
sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntan. Misalnya, laba akuntansi
merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban
sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban.
Konsep-konsep umum
sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda oleh
para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus.
Current value (nilai saat ini) akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum
menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat
kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari
jasa yang akan datang, arus kas yang didiskontokan, harga pasar berlaku, dan
nilai bersih yang dapat direalisasikan semuanya merupakan subkonsep dari nilai
berlaku.
Contoh penerapan teori interpretif adalah: pengukuran nilai
persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan subkonsep untuk
menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih
maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang
di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat
dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai
prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini. Pembuktian
teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah
pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat
informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
Teori Perilaku (pragmatik)
Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar
akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori
akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil
keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian
informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap
manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor.
Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik,
psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media
pelaporannya.
Perkembangan
Teori Akuntansi
Teori akuntansi
telah berkembang melalui revolusi besar, khususnya selama tahun 1960-an dan
tahun 1970-an,dan terus berlanjut sampai tahun 1980-an.Selama periode yang sama
ini dan sekitar 50 tahun yang lalu, pemikiran akuntansi juga telah di
kembangkan melalui proses evolusi. Perlunya telaah sejarah pemikiran akuntansi
berasal dari hubungan dengan masa lalu.
Sebelum
tahun 1930, teori akuntansi sebagai suatu pranata penalaran logis yang di
rumuskan dengan baik biasanya tidak mendahului praktek akuntansi;jikapun benar,
maka sekarangalah hal itu dapat dilakuakan. Akuntansi berkembanga sejalan
dengan bertambahnya kebutuhan ,dan perubahan terjadi secara bertahap dalam
konsep dan teknik akuntansi. Tetapi prakteknya akuntansi yang baru harus tetap
diselaraskan dengan hubungan dan lembaga ekonomi yang berubah serta tujuan
akuntansi.
Perkembangan Praktek Dan Pemikiran Akuntansi Sebelum Tahun 1930
Perubahan
dalam tujuan laporan keuangan mengakibatkan perubahan berikut dalam pemikiran
akuntansi :
1. Berkurangnya
penekenan neraca sebagai laporan nilai dengan lebih menganut konsep
Going-concern (kesinambungan) dari pada konsep likuidasi dan memandang neraca
sebagai penghubung antara dua perhitungan rugi-laba dan bukan sebaliknya.
Going-concern (kesinambungan) dari pada konsep likuidasi dan memandang neraca
sebagai penghubung antara dua perhitungan rugi-laba dan bukan sebaliknya.
2. Penekanan
semakin meningkat pada perhitungan rugi-laba dan konsep laba (income )
yang seragam.
yang seragam.
3. Perlunya
penguangkapan penuh (full-disclosure) informasi keuangan yang relevan,
dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih lengkap dan menyajikan laporan
keuangan yang lebih lengkap dan meningkatkan pengunakan catatan kaki
dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih lengkap dan menyajikan laporan
keuangan yang lebih lengkap dan meningkatkan pengunakan catatan kaki
4. penekanan
konsistensi dalam pelaporan,khususnya yang menyangkut perhitungan rugi
Laba. Perubahan ini terdapat dalam literatur dan dalam pernyataan beberapa organisasi
Yang berkempentingan sebelum dan sesudah tahun 1930.
Laba. Perubahan ini terdapat dalam literatur dan dalam pernyataan beberapa organisasi
Yang berkempentingan sebelum dan sesudah tahun 1930.
Perkembangan Standart Akuntansi
Sebelum Tahun 1930
Sejak tahun 1894,
America Association of Public Accountants (pendahulu American Institute of
Accountants dan AICPA) membuat resolusi yang menyatakan bahwa urutan penyajian
di dalam neraca harus dimulai dari realisasi yang penting realisasi yang paling
cepat sampai yang paling lambat yang mengidentifikasikan secara jelas penekenan
pada penyajian informasi kepada indikator.
Pengembangan Prinsip Akuntansi Oleh
America Institute Of Certified Public Accountants
Apa
yang terkenal di Amerika Serikat sebagai ”generally accepted accounting
priciples” (GAAP) sangat dipengaruhi oleh buletin AICPA, khususnya sebelum
pembentukan Financial Accounting Standards Board tahun 1973. Sejak tahun
1930-an pengaruh ini merupakan hasil dari laporan komite khusus yang di
keluarkan oleh Commitee on Accounting Procedure, Accounting Terminology
Bulletins yang dikeluarkan oleh Committee on Terminology, Research Studies dari
Accounting Research Division dan Opinions and Statements dari Accounting
Principle Board.
Komite-komite khusus
Komite
khusus Institute (AIA) menyarankan 5 aturan kepada New York Stock Exchage pada
tahun 1933. Aturan ini ikhtisarkan sebagai berikut:
1.
laba yang belum direalisasi tidak boleh dikredit ke perkiraan laba. Laba
dianggap direaliasi bila penjual terjadi dalam operasi usaha yang biasa kecuali
dalam keadaan khusus.
2.
Surplus modal tidak boleh digunakan untuk menghilangkan perkiraan laba suatu
tahun kecuali dalam reorganisasi atau kuasi reorganisasi.
3.
Laba di tahan dari perusahaan anak yang sudah ada sebelum perusaan itu dibeli
bukanlah bagian laba ditahan konsolidasi dari perusahaan induk perusahaan anak,
demikian pula deviden yang diumumkan dari laba ditahan perusahaan anak tidak
boleh kredit secara layak ke perkiraan laba perusahaan induk.
4.
Dividen atas saham yang dibeli kembali tidak boleh di kredit ke laba (income).
5.
Piutang dagang atau wesel tagih yang jatuh tempo dari pejabat, pegawai atau
perusahaan anak harus ditunjukkan secara terpisah.
Dewan Prinsip Akuntansi (The
Accounting Principle Board)
Khususnya
selama tahun 1950-an, Committee on Accounting Procedure of the intitue dikritik
karena terlalu lamban mempersiapkan pernyataan tertulis prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Juga disadari bahwa komite tersebut tidak mampu
menangani perubahan-perubahan utama kelembagaan dalam praktek dunia usaha
karena fasilitas penelitian.
Mendasari
masalah yang dihadapi, Alvin R. Jennings, presiden Institute, bulan Oktober
1957 mengusulkan pembentukan organisasi yang baru untuk menguji asumsi dasar
akuntansi, mengidentifikasi prinsip “yang paling baik”, menyiapkan metode baru
untuk membimbing dunia industri dan profesi akuntansi. Sebagai hasil pernyataan
Jennigs, Special Committee on Research Program ditunjuk bulan Desember 1957.
Laporannya pada bulan Desember 1958 menyarankan formasi Accounting Principle
Board dan Staf penelitian akuntansi.
Divisi Penelitian Akuntansi (Accounting
Research Division)
Usaha-usaha
menyiapkan pernyataan lengkap mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat
menyeluruh dibuat dan diserahkan oleh Institute tahun 1939 dan tahun 1949-1950.
Tetapi tahun 1959,berdasarkan rekomendasi Special Committee on Research
Program, Institute direorganisasi untuk memungkinkan pengembangan “rumusan
tertulis prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum sebagai pedoman bagi para
anggotanya dan pihak-pihak lainnya. Salah satu tujuan reorganisasi tersebut
adalah untuk dapat menyelesaikan masalah luas akuntansi pada 4 tingkat :
1.
Penetapan postulat dasar
2.
Penetapan prinsip-prinsip yang luas.
3.
Menetapkan peraturan atau pedoman lain bagi penerapan prinsip-prinsip dalam
situasi khusus.
4.
Penelitian
Perbedaan
utama antara pendekatan ini terhadap penelitian akuntansi serta pengembangan
prinsip akuntansi dan pendekatan sebelumnya yang digunakan Institute adalah
sebagai berikut :
1.
Pendekatan Accounting Research Division dimaksud untuk memperluas ruang
lingkupnya dan lebih mengandalkan metode deduktif dalam pengembangan
prinsip-prinsip akuntansi serta penerapannya dalam praktek akuntansi.
2.
Research Division bekerja sama dengan Accounting Principle Board, tetapi divisi
ini dimaksudkan sebagai devisi yang lebih independen daripada Accounting
Research Department dalam hubungannya dengan Committee on Accounting Principles
sebelum tahun 1960.
3.
Research Studies disebarluaskan untk dibahas sebelum di putuskan oleh
Accounting Principles Board.
4.
Research Studies dimaksudkan untuk memberikan pembahasan terperinci atas
masalah yang dihadapi dan disertai dengan penalaran lenkap yang menghasilkan
kesimpilan.
Proyek kerangka konseptual
Proyek
kerangka konseptual (conceptual framework projeck) FABB dapat dianggap
mencerminkan revolusi dala pemikiran akuntansi. Beberapa perubahan berkembang
secara bertahap sejak publikasi Paton dan Littleton Monograph tahun 1940.
Perubahan lainnya telah diterima umum sejak publikasi APB Statement No. 4 tahun
1970. Beberapa dari perubahan pemikiran akuntansi ini adalah :
1.
Penekanan pada tujuan sosial yang luas dari akuntansi
2.
Pengakuan pendekatan manfaat keputusan dan memahami pentingnya arus kas dalam
proses pengambilan keputusan.
3.
Perubahan dasar pendekatan dari konsep penandingan (matching concept) untuk
mencari laba ke penekanan pada pengukuran dalam neraca dengan laba yang dikur
melalui perubahan neraca.
4.
Penekanan pada interpretasi semantik atas elemen laporan keuangan,bukannya
menagndalkan definisi prosedural terdahulu
Perkembangan Pendekatan Teori Alternatif
Kebanyakan
perkembangan pemikiran akuntansi berasal dari penelitian dan tulisan individu
atau team dalam masyarakat akademik, dan dari beberapa penulis serta penelitian
dalam profesi akuntansi. Literatur akuntansi yang berhubungan dengan teori
akuntansi dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1.
Pembahasan kritis mengenai bidang khusus teori atau praktek akuntansi dan menunjukkan
penyimpanan tertentu.
2.
Artikel dan buku-buku yang menganjurkan teori baru atau teori pendekatan
parsial.
3.
Usaha untuk merumuskan teori umum akuntasi
4.
Penerapan teori dari disiplin lain pada akuntansi
5.
Pengujian empiris teori-teori atau teori-teori parsial.
going concern adalah suatu keadaan
di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana
hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar