Sistem-sistem
dalam pengenalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sumber daya manusia
dalam mencapi keselarasan tujuan, karena system dirancang untuk menjamin bahwa
tindakan individu yang diambil untuk mencapai tujuan pribadi dan untuk membantu
tercapainya tujuan organisasi.
v
Goal Congruence (
Keselarasan tujuan )
Tujuan
pokok system pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin adanya goal
congruence ( keselarasan tujuan ) dari masing-masing anggota kearah tujuan
organisasi.
v
Faktor-Faktor
Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
·
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah norma-norma yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Hal ini biasa disebut dengan etos kerja ( work
ethic ), yang diwujudkan dalam bentuk loyalitas terhadap organisasi.
Loyalitas disini ditunjukkan oleh anggota organisasi
misalnya dengan keuletan dalam bekerja, semangat dan kebanggaan dalam
menjalankan tugas.
·
Faktor Internal
Aspek-aspek internal yang mempengaruhi keberhasilan
pengendalian manajemen :
• Budaya ( kultur ) organisasi
• Gaya manajemen
Sikap
pimpinan dibagi menjadi 2 :
•
Gaya otoriter
•
Gaya yang lebih mencerminkan kharismatik
Menurut
Maciariello,ada 3 jenis gaya, yaitu :
o
Internal control
style : masing-masing individu mempunyai gaya kepemimpinana yang berbeda, dan
partisipatif.
o
Eksternal control
style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin dan otoriter.
o
Mix control style :
partisipatif dan terarah.
o
Organisasi informal
adalah adanya hubungan kerja antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya,sehingga setiap orang akan mengerti arah mana yang akan di tuju oleh
perusahaan.
o
Persepsi dan
komunikasi
o
Kerja sama dan
konflik
v
Sistem Pengendalian
Formal
Sistem
pengendalian formal dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
System pengendalian manajemen
2.
Peraturan ( rules )
Peraturan
( Rules )
Istilah
rules menunjukkan semua bentuk pengendaliaan dan instruksi dalam formal.
Peraturan disini dalam bentuk : instruksi, praktik yang dilakukan, job
description, prosedur-prosedur standar operasi, petunjuk pelaksanaan dan kode
etik.
Peraturan
yang dibuat harus bisa membuat semua karyawan bisa mematuhi semua peraturan
tersebut.
Beberapa
bentuk dari peraturan seperti yang telah disebutkan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
·
Pengendalian secara
fisik ( physical control )
Contoh : penjaga keamanan,password di computer,TV monitor,
atau alat lain yang mengawasi setiap orang.
·
Petunjuk pelaksanaan
( manual )
Contoh : cara pengerjaan dalam menjalankan mesin
·
System pengamanan (
safeguard system )
Cross-check terhadap bulti transaksi seperti memberi tanda
tangan otorisasi setiap unit penjualan dan pembelian.
·
System pengendalian
tugas ( task control system )
Contoh : mealkukan pengecekan dan monitoring untuk
menyakinkan bahwa setiap produk itu sudah melewati uji kelayakan.
v
Proses Pengendalian
Formal
Proses
pengendalian formal pada dasarnya meliputi tahap-tahap tertentu yan secara
terus-menerus bekerja dari tahun ke tahun.
Jenis Organisasi
1.
Organisasi Fungsional
Stuktur fungsional membagi tugas sesuai keahlian
masing-masing dan manajer bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Keuntungan organisasi fungsional adalah efisiensi. Selain
itu kegiatan yang sama dalam organisasi disatukan sehingga lebih efektif.
Kelemahan organisasi fungsional :
·
Tidak ada cara yang
tepat untuk perencaan kerja masing-masing fungsi yang terpisah pada level bawah
suatu organisasi.
·
Dalam organisasi
fungsional perencanaan dibuat oleh pimpinan puncak karena diperlukan suatu
koordinasi dari masing-masing fungsi yang mengkrontribusikan output lainnya.
·
Sulit untuk mengukur
efektifitas mmasing-masing fungsi.
·
Kesulitan untuk
melakukan perencanaan.
·
Masalah antar fungsi
hanya bisa diselesaikan oleh pusat.
·
Tidak sesuai untuk
orang yang melakukan diversifikasi.
·
Mudah terjadi konflik
antar fungsi.
Organisasi
fungsional biasanya digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan satu jenis
produk, karena bagian produksi dipisahkan dengan pemasaran dan setiap bagian
memiliki keahlian masing-masing.
2.
Organisasi Unit
Bisnis
Unit bisnis didesain untuk mengatasi kelemahan pada tipe
fungsional. Unit bisnis atau divisi bertanggung jawab atas fungsi produk dan
pemasaran.
Kelemahan : manajer unit bisnis tidak mempunyai kekuasaan yang
lengkap, karena kemungkinan unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan dalam
sebuah organisasi fungsional yang dikerjakan oleh kantor pusat .
Keuntungan : merupakan tempat yang cocok untuk latihan manajerial. Unit
bisnis sanat dekat dengan pasar bagi produk-produknya dari pada kantor pusat ,
maka para manajer unit bisnis bisa membuat keputusan produksi dan pemasaran
yang lebih masuk akal dari pada keputusan yang dibuat oleh kantor pusat dan
unit bisnis dapat memberikan reaksi terhadap ancaman atau peluang bisnis lebih
cepat.
3.
Organisasi Matriks
Dalam organisasi matriks untuk melakukan suatu proyek,
manajer suatu proyek selain bertanggung jawab atas proyeknya juga bertanggung
jawab terhadap unit fungsional.
4.
Implikasi atas desain
system
Dari tipe organisasi diatas dapat disimpulakn system yang
abgus harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan mengingat tidak semua system
bisa diterapkan dalam suatu organisasi.
v
Fungsi Controller
Controller
adalah orang yang bertugas merancang dan mengawasi kegiatan untuk menjamin
keberhasilan system pengendalian manajemen kearah pencapaian tujuan.
Fungsi
controller :
·
Merancang,
menjalankan informasi dan mengawasi system
·
Menyiapkan laporan
keuangan dan pelaporan keuangan kepada pemenga saham
·
Menyiapkan dan
menganalisis prestasi dan membantu pimpinan untuk memahami laporan, menganalisis
proposal, anggaran dan program, mengkoordinasi rencana anggaran masing-masing
untuk dijadikan rencana anggaran tahunan.
·
Mengawasi prosedur internal
dan eksternal audit untuk mencapai validitas data.
·
Membantu
mengembangkan kemampuan masing-masing orang dengan cara pelatihan yang
berhubungan dengan fungsi controller.
v
Hubungan Dengan
Organisasi Lini
Fungsi
pengawasan adalah fungsi staf. Controller juga bertanggung jawab atas
pengembangan dan analisis ukuran pengendalian dan rekomendasi atas tindakan
yang diambil manajemen. Seorang controller tidak membuat atau menguatkan
keputusan manajemen. Seorang controller membuat suatu keputusan. Misalnya anggota
bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategis.
Controller unit bisnis mempunyai loyalotas yang terbagi menjadi 2 yaitu :
·
Dotted line
Controller unit bisnis melaporkan pada manajer unit bisnis.
Hal ini berarti bahwa manajer unit bisnis mempunyai kekuasaan dalam hal
sewa,pelatihan, transfer, kompensasi, promosi dan memberhentikan unit bisnis.
·
Solid line
Masalah yang muncul : Controller unit bisnis bekerja hanya
untuk manajer unit bisnis, ada kemungkinan dia tidak leluasa dalam mengawasi
anggaran yang diususlkan atau melaporkan tidak lengkap atas kinerjanya.
Controller unit bisnis bekerja hanya untuk controller perusahaan,manajer unit
bisnis bisa mengira controller tersebut mata-mata yang dikirim oleh kantor
pusat untuk mengawasi kegiatan manajer unit bisnis.
v PERILAKU INDIVIDU
DALAM ORGANISASI
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.
Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1.
Penekanan.
o
Pendekatan kognitif
menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu
tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
o
Pendekatan penguatan
(reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku
manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat
menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
o
Pendekatan
psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan
sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang
berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.
2.
Penyebab Timbulnya
Perilaku
o
Pendekatan kognitif,
perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada
struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
o
Pendekatan reinforcement menyatakan
bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya
perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.
o
Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang
dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
3.
Proses.
o
Pendekatan kognitif
menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental,
yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak
sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat
mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
o
Pendekatan reinforcement,
lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan
oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan
kecenderungan perilaku masa mendatang.
o
Dalam pendekatan
psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh
Ego dibawah pengamatan Superego.
4.
Kepentingan Masa lalu
dalam menentukan Perilaku.
o
Pendekatan kognitif
tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya
menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari
pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan
proses masuknya dalam sistem.
o
Teori reinforcement bersifat historic.
Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi
dari sejarah lingkungannya.
o
Menurut pendekatan
psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif
penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego
ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.
5.
Tingkat dari Kesadaran.
o
Dalam pendekatan
kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan
mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan
sangat penting.
o
Dalam teori reinforcement,
tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental
dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan
kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat
saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir
dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
o
Pendekatan
psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
6.
Data.
o
Dalam pendekatan
kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya
dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
o
Pendekatan reinforcement mengukur
stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat
observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
o
Pendekatan
psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti
penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi
bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar