Komponen-Komponen Belajar Mengajar
Komponen-komponen yang menentukan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi: siswa, guru, materi,
tempat, waktu, dan fasilitas.
1.
Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar harus memiliki tujuan yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menempatkan peserta didik sebagai suatu pusat perhatian.
Menurut
Nana Syaodin Sukmadinata (1997) terdapat beberapa tujuan kegiatan belajar
mengajar diantaraya yaitu:
·
Menggambarkan apa yang diharapkan
dapat dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan kata – kata kerja yang menunjukkan
perilaku yang dapat diamati, menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku
peserta didik dan memberikan kekhususan tentang sumber – sumber yang dapat
digunakan peserta didik dan orang – orang yang dapat diajak bekerja sama.
·
Menunjukkan perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh peserta didik, dalam bentuk ketepatan dan ketelitian respon,
kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons.
·
Menggambarkan kondisi – kondisi atau
lingkungan fisik, kondisi atau lingkungan psikologis.
2.
Siswa
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebaai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana.
Siswa
adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Kemp(1997:4),” students are the center of the teaching and learning process, so
they have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction
from planning to evaluation.”
Untuk
mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown(1987:115) menekankan pentingnya
perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign language learner who is
intrinsically meeting in needs in learning the language will positively
motivated to learn. When students are motivated to learn, they usually pay
attention, become actively involved in the learning and direct their energies
to the learning task.”
3.
Guru
Guru
dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti guru, tetapi artinya harafiahnya
adalah “berat” adalah seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam
bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik.
Guru
adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti
ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas,
setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang
guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru, antara lain:
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.
Ø Tugas Guru
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu
·
Tugas profesional,
·
Tugas manusiawi, dan
·
Tugas kemasyarakatan (sivic
mission).
Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ø Peran Guru
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
1)
Pendidik (nurturer),
2)
Model,
3)
Pengajar dan pembimbing,
4)
Pelajar (learner),
5)
Komunikator terhadap masyarakat
setempat,
6)
Pekerja administrasi, serta
7)
Kesetiaan terhadap lembaga.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas-tugas
ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan
jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas
tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,
persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan
hal-hal yang bersifat personal dan spiritual.
Oleh
karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru
sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas
anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
4.
Materi
Materi juga merupakan salah satu factor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
·
Adanya teks yang menarik
·
Adanya kegiatan atau aktivitas yang
menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa
·
Memberi kesempatan siswa untuk
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki
·
Materi yang dikuasai baik oleh siswa
maupun guru
Dalam
kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk
mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain, terutama
komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-benar
dapat memberikan kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Beberapa
kriteria materi yaitu :
1.
Kesahihan (Valid) yaitu materi yang
dituangkan dalam kegiatan belajar mengajar benar-benar telah teruji kebenaran
dan kesahihannya, juga merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman
dan memberikan kontribusi untuk pemahaman kedepan.
2.
Tingkat kepentingan : materi yang
dipilih benar-benar diperlukan peserta didik, sejauh mana materi tersebut
penting untuk dipelajari.
3.
Kebermaknaan : materi yang dipilih
dapat memberikan manfaat akademis yaitu memberikan dasar – dasar pengetahuan
dan keterampilan yang akan dikembangkan dan manfaat non akademis yaitu
mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4.
Kelayakan : materi memungkinkan
untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
5.
Ketertarikan/Menarik minat : materi
yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi dan menumbuhkan rasa
ingin tahu peserta didik.
Menurut Asep Herry Hernawan (2002)
materi mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tingkat tujuan yang ingin
dicapai meliputi :
1.
Teori yaitu seperangkat konstruk
atau konsep definisi atau preposisi yang saling berhubungan.
2.
Konsep merupakan definisi singkat
dari sekelompok fakta atau gejala.
3.
Generalisasi yaitu kesimpulan umum
berdasarkan hal-hal yang khusus.
4.
Prosedur yaitu seri langkah-langkah
yangberurutan dalam materi pelajaran yang haru dilakukan peserta didik.
5.
Prinsip yaitu ide utama.
6.
fakta yaitu sejumlah informasi
khusus dalam materi yang dianggap penting.
7.
Istilah yaitu kata-kata
perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8.
Contoh yaitu hal atau proses yang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.
9.
Definisi yaitu penjelasan tentang
makna/pengertian tentang suatu hal/kata.
10.
Preposisi yaitu kata yang digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran.
5.
Tempat
Ruang
kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas
dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang
berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas
menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
Untuk mengatur lingkungan fisik agar menjadi tempat yang kondusif bagi siswa atau pebelajar.
·
Pengaturan ruang kelas. Aturlah
ruang kelas sehingga ruang kelas menjadi nyaman. Ruang kelas harus memiliki
jendela dan ventilasi yang cukup sehingga terjadi pergantian udara secara
bebas. Atur meja-kursi guru di tempat yang baik dan dapat memandang ke seluruh
ruang kelas. Atur meja-kursi siswa agar tidak berdesak-desakan, sesuaikan
jumlah meja-kursi dengan kapasitas ruang. Keluarkan perabot yang sudah tidak
difungsikan lagi supaya tidak mengotori ruangan.
·
Menjaga kebersihan kelas. Kelas
harus dijaga kebersihannya oleh semua warga kelas. Sediakan tempat sampah di
luar kelas. Secara berkala ajak siswa untuk membersihkan kelas secara bersama-sama.
·
Pengaturan dinding kelas. Aturlah
dinding kelas sehingga sedap dipandang. Jangan biarkan dinding kelas kosong,
tetapi isi dengan berbagai sumber belajar, media, kata-kata mutiara, dan
hasil-hasil karya siswa. Dinding kelas yang baik adalah bukan dinding kelas
yang bersih tanpa tempelan tetapi dinding kelas yang bermanfaat sebagai sumber
belajar. Catlah dinding kelas dengan warna-warna yang cerah, misalnya, merah,
kuning, biru, hijau; hindari cat dengan warna yang kalem misalnya coklat dan
krem.
·
Atur meja dan kursi siswa dengan
formasi yang berubah-ubah, paling tidak setiap 2 hari sekali. Perubahan formasi
meja dan kursi siswa ini akan mempengaruhi pola interaksi antara guru dengan
siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Dengan perubahan seperti ini
maka siswa tidak akan merasa bosan di kelas.
·
Buatlah sudut baca/perpustakaan
kelas yang menjamin siswa untuk aktif membaca dan menelusuri informasi. Isi
perpustakaan kelas dengan bacaan-bacaan yang manarik yang sesuai dengan usia
siswa. Buku-buku di perpustakaan kelas ini jangan hanya buku-buku pelajaran
saja tetapi sebaiknya adalah buku-buku yang menarik dan inspiratif.
·
Menghindari kebisingan. Kebisingan
merupakan masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di perkotaan.
Biasanya sekolah-sekolah di kota memiliki bangunan ruang kelas yang dekat
dengan jalan raya karena sempitnya lahan. Untuk mengurangi kebisingan tanamlah
pohon-pohon.
·
Sediakan tempat besosialisasi.
Sekolah bukan hanya merupakan tempat belajar berbagai mata pelajaran, tetapi juga
untuk besosialisasi. Oleh sebab itu sekolah perlu menyiapkan tempat untuk
mereka bersosialisasi. Sediakan kursi di luar kelas yang dapat digunakan oleh
siswa untuk berdiskusi, bersosialisasi, atau hanya sekedar beristirahat setelah
jenuh belajar pelajaran di kelas.
6.
Waktu
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru.
Menurut
Burden dan Byrd (1999: 23), kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu
melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta
mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik
untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat
dalam proses pembelajaran.
7.
Fasilitas
Fasilitas, dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu. Contoh: fasilitas kantor, seperti mobil,motor dll
Menurut
Zakiah Daradjat “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya
dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Sedangkan
menurut Suryo Subroto “ fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan
dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang.
Lebih luas lagi tentang pengertian failitas Suhaisimi Arikonto berpendapat, “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usah ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah.
Dari beberapa pendapat yang dirumuskan oleh para ahli mengenai pengertian fasilitas dapat dirumuskan bahwa fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat perlengkapan belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbagai perlengkapan pratikum loboratorium dan segala sesuatu yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.
Adapun yang dimaksud dengan fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang dipelukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah. Supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.
Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.
v Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang
harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang
telah ditentukan.
Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni
1.
Kegiatan pembelajaran
pendahuluan.
- Penyampaian
informasi.
- Partisipasi
siswa
- Tes,
dan
- Kegiatan
lanjutan
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne
and Briggs, komponen dalam strategi pembelajaran adalah :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilkan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan.
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilkan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan.
Berdasarkan rumusan komponen strategi
pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkkan
menjadi :
1.
Komponen
pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
a)
Sub komponen
pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai
tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar
siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui
kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada
tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan
relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b)
Sub komponen penyajian,
kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini
peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah
dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan
materi pelajaran.
c)
Sub komponen penutup,
merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk
memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi
pelajaran yang telah diberikan.
2.
Komponen
kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
a) Metode ceramah g) Metode pembelajaran terprogram
b) Metode demonstrasi h) Metode discovery
c) Metode simulasi i) Metode do-look-learn
d) Metode diskusi j) Metode praktikum
e) Metode studi mandiri k) Metode bermain peran
f) Metode studi kasus l) dll.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
a) Metode ceramah g) Metode pembelajaran terprogram
b) Metode demonstrasi h) Metode discovery
c) Metode simulasi i) Metode do-look-learn
d) Metode diskusi j) Metode praktikum
e) Metode studi mandiri k) Metode bermain peran
f) Metode studi kasus l) dll.
3.
Komponen
ketiga yaitu media yang digunakan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4.
Komponen
keempat adalah waktu tatap muka.
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5.
Komponen
kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar