v
Harga
Transfer
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah
unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini
mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing
didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran
antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling
division)dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada
penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan
atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya
salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer yang
terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1.
Memberi
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2.
Menghasilkan
keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun
juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3.
Membantu
pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4.
Sistem
tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan
harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit
penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga
transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang
terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer
menjadi hal yang sangat penting.
Gambar
Skenario Harga Transfer
v
Penentuan
Harga Transfer
Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat
sembarangan menentukan harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin
tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam
praktiknya harus terus diperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa
dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen
luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat
sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan
metode-metode berikut: (1) Harga transfer berdasarkan pasar, (2) Harga transfer
berdasarkan biaya, (3) Harga transfer negoisasi.
(1) Harga Transfer Berdasarkan Harga
Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang
sebagai penentuan harga transfer yang paling independen. Barang-barang yang
diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada
sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli
harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem
ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak
semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar,
misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti
industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi
ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat
diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika
tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah
mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer price).
(2) Harga Transfer Berdasarkan
Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga
transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam
memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah
diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama, penggunaan biaya sebagai
harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit
penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang
lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian
barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi
penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal.
Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada
insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer
atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya
penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost
plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable
cost plus fixed fee).
(3) Harga Transfer Negoisasi (Negotiated
Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan
memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan
transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga
transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini
melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua,
manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan
laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan
prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban
karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan
bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer
pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi
sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara
kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli.
Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan
diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
v
Aspek
Internasional Harga Transfer
Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany
pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal
pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan
pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup
perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat
menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational
corporation (MNC) serta barang yang ditransfer melalui batas-batas
negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada
meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama dengan
meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan
pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan
otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder ketika
transfer internasional terlibat.Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan
pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu transfer
pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis
yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak
atau bea dari suatu Negara.
Gambar Penentuan Harga Transfer Domestik
Dan Internasional
Sebagai contoh, pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak
perusahaan asing mungkin akan mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat
dari batas-batas internasional, atau mungkin membantu anak perusahaan untuk
bersaing dalam pasar asing dengan mempertahankan biaya anak perusahaan yang
rendah. Di sisi lain, mebebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin
membantu MNC mengurangi laba pada negeri yang telah memperketat kendali
pengiriman uang asing, atau mungkin memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan
pendapatan dari suatu negara yang memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi
ke suatu negara dengan tingkat pajak rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80%
perusahaan-perusahaan multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai
suatu isu pajak internasional utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan
ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar
negara sekarang menerima perjanjian modal Organization of Economic
Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga
transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arm’s-length,
artinya pada suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen.
Sementara perjanjian model tersebut diterima secara luas, terdapat
perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara menerapkannya. Meskipun demikian,
terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap suatu pendekatan untuk
membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak dengan
menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length
standard tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar