welcome to my blog

maaf kalo isinya jelek... :-)

Sabtu, 31 Desember 2011

EFISIENSI PASAR MODAL


1.      Definisi
            Emery dan Finnerty menyebutkan bahwa konsep efisiensi pasar modal adalah efek samping dari penerapan investor terhadap prinsip-prinsip keuangan (principles of finance) dalam pasar modal. Dalam setiap aspek kehidupan, menurut keduanya, setiap orang memiliki suatu prinsip umum yang akan diterapkan termasuk dalam masalah keuangan. Keduanya mendefinisikan konsep efisiensi pasar modal sebagai harga pasar dari sekuritas yang diperdagangkan secara reguler di pasar modal mencerminkan seluruh informasi yang ada dan melakukan penyesuaian secara utuh dan cepat terhadap informasi baru.
Seperti dijelaskan oleh Jogiyanto, setidaknya ada empat definisi tentang efisiensi pasar modal.
            Pertama, efisiensi pasar diukur seberapa jauh harga-harga sekuritas menyimpang dari nilai instrinsiknya (Beaver,1989). Konsep ini berawal dari praktek para analis sekuritas yang mencoba menemukan sekuritas dengan harga yang kurang benar (mispriced). Untuk itu pasar modal efisien yaitu pasar modal dimana harga pasarnya tidak menyimpang dari nilai instrinsiknya.
            Kedua, efisiensi pasar diukur berdasarkan akurasi dari ekspektasi harganya (Fama, 1970). Fama mendefinisikan bahwa pasar modal efisien yaitu jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Konsep ini mendapat kritik dari Beaver (1989). Beaver menyebut bahwa proses perubahan harga karena adanya informasi baru sebagai sesuatu yang sirkular. Karenanya efisiensi pasar tidak saja didasarkan pada ada tidaknya perubahan harga karena informasi baru, tetapi seberapa cepat dan tepat perubahan tersebut juga menentukan efisien tidaknya sebuah pasar. Konsep Fama tentang akurasi harga juga mendapat kritik, sehingga Fama sendiri menyadari bahwa konsep tersebut memerlukan sebuah benchmark untuk menunjukkan akurasi dari harga yang diharapkan. Fama memperjelas konsepnya dengan melakukan uji gabungan model ekuilibrium capital asset pricing model (CAPM) sehingga efisiensi pasar dapat diuji.
            Ketiga, efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dari informasi pasar yang tersedia (Beaver,1989). Jika Fama (1970) lebih menekankan pada akurasi dari harga pasar yang diharapkan dengan asumsi bahwa semua investor mempunyai pengharapan yang sama, maka Beaver (1989) lebih menekankan pada distribusi informasi. Pasar dikatakan efisien jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan informasi tersebut. Karenanya efisiensi pasar terjadi jika dan hanya jika harga-harga bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut.
            Dan keempat, efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones, 1995). Proses dinamik mempertimbangkan distribusi informasi yang tidak simetrik (asymmetric information) dan proses bagaimana harga akan menyesuaikan terhadap informasi yang tidak simetris tersebut. Informasi tidak simetris adalah suatu kondisi yang menunjukkan sebagian investor mempunyai informasi dan yang lainnya tidak mempunyai (Jones, 2000). Pasar dikatakan efisien jika harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut.
2.      Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar
            Secara umum efisiensi pasar dibagi menjadi dua yaitu external efficiency dan internal efficiency. External efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keadaan keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan tingkat keuntungan di atas keuntungan keseimbangan. Sedangkan internal efficiency adalah bahwa pasar modal tidak saja memberikan harga yang tepat tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembeli dan penjual dengan biaya yang serendah mungkin.
            Bentuk efisiensi pasar dapat juga didasarkan pada ketersediaan informasi (informationally efficient market) atau kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia (decisionally efficient market). Pembagian ini didasarkan adanya dua jenis informasi dalam pasar modal yaitu informasi yang langsung dapat dipakai untuk mengambil keputusan dan informasi yang harus diolah terlebih dahulu. Sehingga efisiensi pasar tidak saja didasarkan pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada ketepatan pelaku pasar mengambil keputusan atas informasi tersebut.
Berdasarkan ketersediaan informasi, Fama (1970) membagi efisiensi pasar modal menjadi tiga bentuk yaitu:
1)      Bentuk lemah (weak form), Bentuk lemah berarti harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi masa lalu (past price changes). Informasi masa lalu merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory). Dimana data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Artinya untuk menentukan harga sekuritas dalam pasar bentuk lemah, informasi masa lalu seharusnya sudah tercermin pada harga sekuritas yang berlaku (current price) dan harga sekuritas di masa mendatang tidak bisa ditentukan. Untuk menguji bentuk lemah, perubahan harga di masa mendatang seharusnya tidak berhubungan dengan perubahan harga sekuritas di masa lalu. Atau suatu pasar dikatakan efisien bentuk lemah jika harga sekarang sudah mencerminkan seluruh data masa lalu. Karenanya dalam bentuk lemah, data masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga di masa mendatang.
2)      Bentuk Semi-kuat(semi strong form), Bentuk semi kuat berarti harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (public information) termasuk yang ada dalam laporan keuangan seperti pendapatan, dividen, pengumuman stock split, pengembangan produk baru, kesulitan keuangan, maupun perubahan data-data akuntansi perusahaan (Jones, 2000, h.315). Informasi publik dapat dibagi menjadi tiga yaitu informasi baru yang menyangkut satu emiten, beberapa emiten (industri), atau seluruh emiten. Pengujian atas bentuk semi-kuat adalah pengujian atas kecepatan harga sekuritas melakukan penyesuaian (speed of adjustment) terhadap informasi baru di pasar modal. Dimana bentuk semi-kuat terjadi jika investor tidak bisa memperoleh return di atas rata-rata risk-adjusted return secara konsisten setelah pengumuman informasi tersebut. Jika ternyata ada selisih waktu untuk melakukan penyesuaian terhadap pengumuman tersebut, dan investor dapat memanfaatkan untuk mendapatkan abnormal return, bentuk pasar modal yang terjadi berarti tidak secara utuh efisien dalam bentuk semi-kuat.
3)      Bentuk kuat (strong form), Bentuk kuat berarti harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi baik yang tersedia maupun yang tidak tersedia di pasar modal (public and private information). Dimana investor tidak bisa mendapatkan abnormal return dengan memanfaatkan berbagai informasi baik yang tersedia maupun yang tidak tersedia secara umum. Sehingga bentuk kuat dapat menghilangkan kasus-kasus insider trading yang memanfaatkan informasi orang dalam.
            Ketiga bentuk efisiensi di atas bersifat kumulatif seperti dijelaskan pada Gambar 2.4. Hal ini mengandung maksud bahwa suatu pasar efisien dalam bentuk kuat berarti juga efisien dalam bentuk semi-kuat dan lemah. Pasar efisien dalam bentuk semi-kuat berarti juga efisien dalam bentuk lemah. Namun hal itu tidak terjadi sebaliknya. Dimana jika pasar efisien dalam bentuk lemah belum tentu efisien dalam bentuk semi-kuat.
3.      Sebab-Sebab Pasar Efisien
            Ada sebuah ilustrasi menarik dari Suad Husnan bahwa teori efisiensi pasar seperti halnya orang menjual barang antik melalui lelang. Dimana penjual tidak tahu berapa harga yang pantas terhadap barang tersebut, hasil lelang akan menghasilkan harga yang pantas untuk barang dimaksud. Namun untuk mendapatkan harga yang pantas tentu dibutuhkan beberapa syarat seperti lelang dilaksanakan secara kompetitif, jujur, tidak ada kerja sama antar peserta lelang, tidak ada biaya penawaran yang cukup berarti, dan mereka yang mengikuti lelang adalah cukup banyak, ahli, dan bersedia menawar. Dengan proses seperti itu, hasil lelang akan menemukan harga yang pantas atas barang yang dijual.
Begitu juga seperti lelang, menurut Jogiyanto (2000, h.375) efisiensi pasar modal hanya dapat terjadi jika beberapa kondisi di bawah ini terjadi: 
1.      Investor dalam pasar modal yang secara aktif melakukan analisa, penilaian, dan transaksi sekuritas berjumlah besar. Dan investor berlaku rasional dan berorientasi profit-maximizing. Sehingga investor hanya sebagai penerima harga (price takers), yang berarti bahwa investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga ditentukan oleh demand dan supply yang ada di pasar modal.
2.      Informasi pasar tersedia secara luas bagi semua investor pada saat yang bersamaan dan biaya untuk memperoleh informasi tersebut murah.
3.      Informasi terjadi secara acak, sehingga investor tidak dapat memprediksi (mengantisipasi) kapan informasi baru terjadi.
4.      Investor bereaksi secara cepat dan penuh terhadap informasi baru, sehingga harga suatu sekuritas menyesuaikan secara cepat. Hal ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan investor yang canggih, yang mampu memahami, dan menginterpretasikan informasi dengan baik dan cepat.
Sebaliknya jika keempat kondisi di atas tidak dipenuhi kemungkinan pasar tidak efisien. Beberapa hal yang membuat pasar modal tidak efisien yaitu :
1)      Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga.
2)      Biaya informasi mahal dan ada perbedaan akses terhadap informasi.
3)      Informasi yang terjadi dapat diprediksi dengan baik oleh pelaku pasar.
4)      Investor adalah individual yang lugas (naive investors) dan tidak canggih.
5)      Investor naif berarti kemampuannya terbatas di dalam memahami dan menginterprestasikan informasi yang diterima. Sedangkan yang tidak canggih seringkali melakukan keputusan investasi yang salah.

Selasa, 20 Desember 2011

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Ä  Sistem akuntansi yg dirancang & dijalankan secara baik menjamin dilakukannya prinsip stewardship & accountability dengan baik pula.
Ä  Teknik akuntansi sektor publik terdiri atas:
1
budgetary accounting
4
cash accounting
2
commitment.accounting
5
accrual accounting
3
fund accounting



TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (TASP)

Ä  Teori perlu didukung oleh berbagai riset yg hipotesanya diuji kebenarannya. 
Ä  Karakteristik dasar teori, yaitu
  1. the ability to explain
  2. the ability to predict
  3. the ability to control given phenomena
Ä  Tujuan mempelajari teori akuntansi:
  1. utk memahami praktik akuntansi yg saat ini ada,
  2. mempelajari kelemahan & kekurangan dari praktik saat ini, dan
  3. memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Ä  Pengembangan TASP sangat tergantung pd perkembangan ilmu akuntansi.
Ä  Pengembangan TASP dilakukan utk memperbaiki praktik saat ini dlm upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor publik (LKSP) yaitu LK yg mampu menyajikan informasi keuangan yg relevan & reliable.
Ä  Constraints ASP utk menghasilkan LK yg relevan & reliable:
1
Objektivitas
4
Tepat waktu
2
Konsistensi
5
Ekonomis dlm penyajian laporan
3
Daya banding
6
Materialitas

Objektivitas
Ä  LK disajikan manajemen utk melaporkan kinerja yg telah dicapai manajemen selama periode waktu ttt kpd pihak eksternal yg mjd stakeholder organisasi.
Ä  objektivitas diperlukan krn adanya benturan kepentingan antara manajemen dg stakeholder. 
Ä  objektivitas juga dpt dijelaskan mll contracting theory yg  menghasilkan agency relationship. Agency problem muncul krn adanya opportunistic behaviour agen, yi perilaku manajemen/agen utk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yg mungkin berlawanan dg kepentingan prinsipal.
Ä  Teknik akuntansi yg digunakan manajemen hrs memiliki derajat objektivitas yg dpt diterima semua pihak yg mjd stakeholder.

Konsistensi
Ä  Konsistensi adl penggunaan  metoda/teknik akuntansi yg sama utk menghasilkan LK organisasi selama bbrp periode waktu scr berturut-turut. 
Ä  Tujuannya adl agar LK dpt diperbandingkan kinerjanya dari th ke th, krn   prinsip going concern

Daya Banding
Ä  Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu dan dg instansi lain yg sejenis. 
Ä  Daya banding berarti LK dpt digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dg organisasi lain yg sejenis. 
Ä  Kendala daya banding terkait dg:
  1.  objektivitas krn semakin objektif LK akan semakin tinggi daya bandingnya
  2. konsistensi krn adanya alternatif penggunaan metoda akuntansi juga dpt menyulitkan tercapainya daya banding.

Tepat Waktu
Ä  LK hrs disajikan tepat waktu agar dpt digunakan sbg dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial & politik serta utk menghindari tertunda pengambilan keputusan tsb. 
Ä  Kendala: semakin banyak kebutuhan informasi, semakin banyak waktu yg dibutuhkan shg dpt membuat informasi tsb tak relevan

Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Ä  Penyajian LK membutuhkan biaya, semakin banyak informasi dibutuhkan semakin besar pula biayanya. 
Ä  Kendala:  berarti bahwa manfaat yg diperoleh hrs lebih besar dari biaya yg dikeluarkan utk menghasilkan laporan tsb.

Materialitas
Ä  Informasi dianggap material bila mempengaruhi keputusan, atau jika informasi tsb dihilangkan akan menghasilkan keputusan yg berbeda.
Ä  Penentuan materialitas bersifat subjective judgement, mrp professional judgement yg mendasarkan pd teknik ttt.

PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Ä  Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi pengumpulan data, penganalisaan, pengkiasifikasian, pencttan, & pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sbg st entitas, serta penafsiran thdp hasil-hasilnya.
Ä  Aturan dasar sistem akuntansi keu mnrt Masisi (1978) dlm Glynn (1993):
1. Identifikasi kegiatan operasi yg relevan. 
2. Pengkiasifikasian kegiatan operasi scr tepat;
3.      Adanya sistem pengendalian utk menjamin reliabilitas. 
4.      Menghitung pengaruh masing-masing operasi.

STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Ä  Standar akt diperlukan utk menjamin konsistensi dlm pelaporan keuangan. 
Ä  Hal yg dipertimbangkan dlm penetapan standar akuntansi, al:
1.      Standar memberikan pedoman ttg informasi yg hrs disajikan dlm laporan posisi keuangan, kinerja & aktivitas organisasi bagi pengguna informasi.
  1. Standar memberikan petunjuk & aturan tindakan bagi auditor yg memungkinkan pengujian scr hati-hati & independen saat menggunakan keahlian & integritasnya dlm mengaudit laporan organisasi serta saat membuktikan kewajarannya.
  2. Standar memberikan petunjuk ttg kumpulan data yg perlu disajikan berkaitan dg berbagai variabel yg patut dipertimbangkan dlm bidang perpajakan, regulasi, perencanaan, regulasi ekonomi & peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
  3. Standar menghasilkan prinsip & teori yg penting bagi pihak yg berkepentingan dlm disiplin ilmu akuntansi.

Ä  Standar overload terjadi ketika:
  1. terlalu banyak
  2. terlalu rumit
  3. tak tegas (rigid) shg sulit membuat pilihan penerapannya
  4. general-purposes standards shg gagal dlm menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji & pengguna
  5. kurang spesifik shg gagal dlm mengidentifikasi perbedaan antara
     Entitas publik & entitas non-publik
     Laporan keuangan tahunan & interim
     Organisasi besar & kecil
     Laporan keuangan auditan & non-auditan
  1. Pengungkapan yg berlebihan dan/atau pengukuran yg terlalu kompleks
TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Ä  Teknik akuntansi keuangan yg dpt diadopsi oleh sektor publik:
1
Akuntansi Anggaran
4
Akuntansi Kas
2
Akuntansi Komitmen
5
Akuntansi Akrual
3
Akuntansi Dana



Ä  Teknik akuntansi tsb tak bersifat mutually, artinya penggunaan satu teknik tak berarti menolak penggunaan teknik lain. 

Akuntansi Anggaran
Ä  Mrp teknik akuntansi yg menyajikan jml yg dianggarkan dg jml aktual dan dicatat scr berpasangan (double entry). Lebih menekankan pd bentuk dr akun-akun keuangan bukan pd isi akun tsb
Ä  Dpt membandingkan scr sistematik & kontinyu jml anggaran dg realisasi anggaran, shg dpt dilakukan tindakan koreksi bila tdpt varians. 
Ä  Tujuan: utk menekankan peran anggaran dlm siklus perencanaan, pengendalian, & akuntabilitas.
Ä  Kelemahan: teknik ini sangat kompleks. 

Akuntansi Komitmen
Ä  Akuntansi komitmen adl sistem akuntansi yg mengakui transaksi & mencatatnya pd saat order dikeluarkan. 
Ä  Tujuan: utk pengendalian anggaran, agar tak over-commit the budget
Ä  Masalah: akun yg dicatat hanya didukung oleh order yg dikeluarkan, tak ada legal-liability utk patuh pd order & order dg mudah dibatalkan. Shg sulit utk mengakui biaya utk periode ybs yg didasarkan pd order yg dikeluarkan
                     
Akuntansi Dana
Ä  Masalah utama org publik adl pencarian sumber & alokasi dana
Ä  Teori akt dana dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan org. bisnis dg melihat bbrp kelemahan perush pribadi dg perush badan, yi
1.       perush perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan drpd perush milik publik/PT
2.       adanya kesalahan dlm memhami makna entitas               
Oki, org sbg series of fund shg LK mrp konsolidasi dr LK dana yg mjd bagian organisasi

Pengertian "dana" berdasarkan GASB (1999 par. 208) adl:
"A fiscal and accounting entity with a self-balancing set of accounts recording cash and other financial resources, together with all related liabilities and residual equities or balances, and changes therein, which are segregated for the purpose of carrying on specific activities or attaining certain objectives in accordance with special regulations, restrictions, and limitations"
Perbandingan akuntansi dana pd org bisnis dg sektor publik sbb:
Organisasi Bisnis

Organisasi Sektor Publik

 


Dana 1
Dana 2


A=U+SD
A=U+SD




A=U+KB

Dana 3
Dana n


A=U+SD
A=U+SD






Aktiva Tetap
Utang jk panjang

Ket:
A    = Aktiva         
SD = Saldo Dana      

KB = Kekayaan Bersih
U   = Utang

Ä  Sistem akt pemerintah yg dilakukan dg konsep dana, memperlakukan unit kerja sbg accounting entity & budget entity yg berdiri sendiri. 

Ä  Sistem ini dibuat utk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan utk tujuan yg telah ditetapkan.  Dana dapat dikeluarkan bila tdpt otorisasi dr dewan legislatif, pihak eksekutif, atau krn tuntutan peraturan perundangan.
Ä  Sistem akuntansi dana adalah metoda akuntansi yang menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan organisasi itu sendiri.
Ä  Dua jenis dana pd organisasi sektor publik, yaitu:
1.       expendable fund: digunakan utk menctt nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih & saldo dana yg dpt dibelanjakan utk kegiatan yg tak bertujuan mencari laba. Digunakan pd governmental funds 
2.       Nonexpendable fund: utk menctt pendapatan, biaya, aktiva, utang, & modal utk kegiatan yg sifatnya mencari laba. Digunakan pd organisasi bisnis (proprietary funds).

Akuntansi Kas
Ä  Penerapan akuntansi kas: pendapatan dictt pd saat kas diterima & pengeluaran dictt ketika kas dikeluarkan. 
Ä  Kelebihan: menceriminkan pengeluaran yg aktual, riil dan obyektif. 
Ä  Namun GAAP tak menganjurkan pencttn dg dasar kas krn tak dpt mencerminkan kinerja sesungguhnya. 

Akuntansi Akrual
Ä  Akuntansi akrual dianggap lebih baik drpd akuntansi kas.  Akuntansi akrual diyakini dpt menghasilkan LK yg lebih dpt dipercaya, akurat, komprehensif, & relevan utk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, & politik. 
Ä  Pengaplikasian accrual basis dlm ASP adl utk menentukan cost ofservices & chargingfor services, yaitu utk mengetahui besarnya biaya yg dibutuhkan utk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yg dibebankan kpd publik. 
Ä  Aplikasi accrual basis sektor swasta digunakan utk proper matching cost againts revenue.  Perbedaan ini disbbkan krn pd sektor swasta lebih profit oriented, sedangkan sektor publik pd public service oriented.

Ä  Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dg berbasis akrual:
1
Basis Kas
Penerimaan kas - Pengeluaran kas = Perubahan kas.
2
Basis Akrual
Pendapatan/income - Biaya-biaya = Rugi/laba (surplus/defisit)
3
Pendapatan/income
Penerimaan kas selama satu periode akuntansi - saido awal piutang + saido akhir piutang.
4
Biaya
Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi - saldo awal utang + saldo akhir utang.

Single Entry dan Double Entry
Ä  Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dg alasan kemudahan & kepraktisan.  Namun tak dpt memberikan informasi yg komprehensif & mencerminkan kinerja sesungguhnya.
Ä  Tuntutan good governance (transparaiisi & akuntabilitas pengelolaan keuangan organisasi sektor publik) mjdkan perubahan dr sistem single entry mjd double entry sbg solusi mendesak diterapkan. 

Ä  Aplikasi pencttn transaksi dg sistem double entry ditujukan utk
1.       menghasilkan LK yg auditable & traceable yg mrp faktor utama menghasilkan informasi keu yg dpt dipertanggungjawabkan kpd publik. 
2.       Dpt dilakukan pengukuran kinerja scr lebih tepat.